Oleh : Habib Hayqal Husein Alaydrus
Para ulama berpendapat berbeda-beda mengenai tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kita mengambil pendapat sahabat Abdullah bin Abbas yaitu Nabi Muhammad SAW dilahirkan tepatnnya pada 12 Rabiul Awal, pusatnya dari kemuliannya pada hari ini lahirnya Nabi Muhammad SAW.Rasul diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat alam semesta pada umur 40 tahun. Rasul adalah makhluk yang disiapkan oleh Allah SWT sebagai sosok yang paling mulia dan agung. Rasul sudah di didik dari lahir oleh Allah SWT karena sebelum beliau lahir ayahnya (Abdullah bin Abdul Mutalib) wafat.
Setelah beliau lahir disusui oleh Halimatus Sa’diyah di desa Bani Sa’ad, selama 5 tahun beliau di desa Bani Sa’ad. Pada umur 6 tahun beliau ditinggal oleh ibunya yang bernama Siti Aminah binti Wahab, beliau diasuh oleh kakeknya (Abdul Mutalib) selama 2 tahun lalu kakeknya wafat. Rasulullah ditinggalkan oleh orangorang yang sangat beliau sayangi, beliau menjadi seorang yang mulia karena pendidikan dan tabiahnya bukan dari orang tuanya Karena yang berhak mendidik Nabi Muhammad SAW hanyalah Allah SWT. Lalu beliau juga sempat dijaga oleh pamannnya (Abu Thalib) yang tidak menampakkan keislamnnya sampai wafat.
Dari masa kecil, remaja, sampai masa pemuda sebelum beliau menjadi Nabi , beliau di didik langsung dan diawali langsung dari Allah SWT. Bahkan pada keadaan muda beliau sudah dikenal Bangsa Quraisy dan mendapatkan gelar sebagai Al-Amin. Pada usia 30 tahun Nabi dipercaya oleh pembesar-pembesar Quraisy dan berlombalomba menempatkan batu Hajar Aswad di sisi Ka’bah. Ada 4 suku yang tidak mampu menyelesaikannya dan Nabi yang sudah dipercaya akhirnya mendatangi ke 4 suku dengan solusi yang tidak mampu dibantah oleh mereka. Lalu Nabi berkata barang siapa yang besok sebelum waktu subuh bisa sampai kedalam Masjid maka orang tersebut yang berhak meletakkan batu Hajar Aswad tersebut. Lalu pada saat mereka masuk kedalam Masjid, mereka mendapati Nabi Muhammad SAW yang berada didalam Masjid dan mereka sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW yang meletakkan batyu Hajar Aswad.
Nabi sangat mengedepankan sifat bijaksana, inilah sifat yang harus ditiru oleh kita semua. Sifat luhurnya Nabi sebelum menjadi Nabi. Setiap 4 suku memegang setiap sudut kain tersebut, mereka bersama-sama seakan Nabi mengajak mereka berempat mempunyai andil dalam meletakkan batu Hajar Aswad. Nabi memerintahkan untuk mendekatkan batu Hajar Aswad pada kain yang mereka bawa. Lalu Nabi meletakkan batu Hajar Aswad di tengah- tengah sisinya. Diusia mudanya, Nabi mampu menjadi orang yang berperan besar. Sebelum Nabi diutus, kaum Quraisy mempercaYAI Rasulullah sebagai orang terakhir yang melakukan perjalanan hijrah dari kota Mekkah ke Madinah. Nabi masih menjaga harta-harta orang Quraisy yang ingin menyakiti beliau. Nabi masih memikirkan untuk mengembalikan beberapa harta mereka. Lalu Nabi memberikan atau menitipkan harta mereka ke Ali Bin Abi Thaliblah yang mengembankan lingkungannya.
Bahkan saat Siti Khadijah 40 sedangkan Nabi25 tahun. orang-orang berlomba ingin menjadi istri Nabi walaupun banyak gadi-gadis tetapi Siti Khadijah yang jasanya sangan besar. Sampai mauled Nabi ujiannya sangat berat yang mana sebagai orang-orang Quraisy menolak. Sebagaimana Allah SWT berkata tidak kami utus Muhammad hanya untuk rahmad kepada semesta itu betul-betul ditampakkan oleh Nabi Muhammad. Seperti di kota Thaif, Nabi meminta bantuan kepada warga Thaif tetapi beliau dilempari batu, kotoran, diludahi, dipukuli, sampai-sampai Nabi Muhammad hamper menin ggal lalu Allah mengutus 2 malaikat gunung.
Jika Nabi ingin gunung-gunung yang di kota Thaif diangkut, dihancurkan, dihabiskan orang-orang di kota Thaif tetapi Nabi tidak marah dan tidak mendo’akan yang buruk. Nabi berdo’a kepada Allah “Ya Allah berikanlah mereka hidayah sesungguhnya mereka tidak mengerti. Nabi juga mendo’akan orang-orang Thaif agar mereka beriman kepadamu ya Allah dan beriman kepadaku. Alhamdulillah sekarang orang-orang di kota Thaif beriman semua kepada Allah dan Nabi. Peristiwa Hudaibiyah pada tahun ke 6 dari kota Mekkah-Madinah. Nabi bermimpi, beliau dan sahabatnya dalam keadaan kepala mereka tercukur ketika kembali ke Mekkah.
Lalu beliau menyammpaikannya kepada sahabat. Nabi dan sahabat pergi Umroh ke Mekkah dan didengar oleh orang-orang Quraisy, kaum Quraisy dalam keadaan terdesak karena para pembesar mereka sudah wafat akhirnya mereka berinisiatif untuk menghadang Rasulullah dan sahabat di daerah Hudaibiyah. Urwah bin Mas’ud diutus oleh kaum Quraisy untuk menjadi juru runding, sedangkan Usman bin Affan diutus oleh Nabi Muhammad sebagai juru runding.
Setelah mereka berunding tidak menemukan titik terangnya akhirnya Urwah bin Mas’ud berunding dengan Nabi Muhammad yang dikelillingi oleh para Sahabat, ketika Urwah bin Mas’ud sedang berbicara dengan Nabi Muhammad ia sambil menarik-narik jenggot Nabi tetapi Nabi tidak marah justru memarahi atau menegur Usman bin Affan yang mengetok tangan Urwah bin Mas’ud dengan tangkai pedang. Pada saat Nabi dan sahabat hendak melaksanakan sholat dan sedang berwudhu, Urwah bin Mas’ud memperhatikannya dan pada saat Nabi Muhammad berwudhu tidak ada bekas air wudhu beliau yang jatuh ke bawah tanah karena para sahabat berebut menadahinya dengan tangannya lalu diusapkan keseluruh badan.
Orang-orang Quraisy sangat menekan sehingga muncullah perjanjian Hudaibiyah, yang mana iosi perjanjian Hudaibiyah ini awal-awalnya menguntungkan atau seimbang namun masuk ke perjanjian selanjutnya ada tidak keseimbangan yaitu Rasulullah dan sahabay tidak nboleh masuk ke kota Mekkah. Orang-orang Quraisy memiliki sifat arogan, sehingga perjanjian Hudaibiyah dibuat hanyalah karena mereka takut kalah. Umar bin Khattab sangat marah dan protes terhadap Nabi Muhammad dan Usman bin Affan tetapinabi menjawab aku adalah Rasulullah, aku lebih menngetahuinya. Lalu Nabi kembali ke kota Madinah. Perjanjian Hudaibiyah baru berjalan tetapi Bani Quraisy sudah melangarnya perjanjian tersebut. Pada tahunkae 8 Nabi berhasil masuk ke kota Mekkah dan menaklukkan kota Mekkah untuk orang-orang Muslim.
Dan ketika Nabi Muhammad berhasil menaklukkan kota Mekkah Syuhail bin Am’r seseorang yang menentang Nabi masuk Islam dan mengucap dua kalimat Syahadat. Dan ketika Nabi sedang Umroh lalu memotong rambutnya, Syuhail bin Am’r ikut berebut rambut Nabi Muhammad Orang-orang Muslim tidak lagi memiliki sifat kasih saying seperti sifat Nabi, bagaimana kaum Muslimin bisa menghadapiu orang-orang non Muslim. Semakin baik kita mempresentasikan sifat Nabi di idri kita., maka semakin tinggilah derajat Nabi.
0 komentar:
Post a Comment